Kamis, 16 Februari 2017

PENANGANAN TERHADAP PERMASALAHAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI



PENANGANAN GANGGUAN FISIK MOTORIK PADA ANAK

Stimulus yang diberikan pada anak untuk perkembangan fisik motorik dibagi menjadi 2:

1.   Stimulasi Motorik Kasar
Tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti berlari, berjinjit, melompat, bergelantung, melempar dan menangkap, serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam meningkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar. Pada anak usia 4 tahun, anak sangat menyenangi kegiatan fisik yang mengandung bahaya, seperti melompat dari tempat tinggi atau bergelantung dengan kepala menggelantung ke bawah. Pada usia 5 atau 6 tahun keinginan untuk melakukan kegiatan berbahaya bertambah. Anak pada masa ini menyenangi kegiatan lomba, seperti balapan sepeda, balapan lari atau kegiatan lainnya yang mengandung bahaya. Agar motorik anak dapat berkembang dengan baik dan sempurna perlu dilakukan stimulasi yang terarah dan terpadu. Berikut stimulasi yang dapat diberikan:

1). Jalan

Sebelum orangtua memberikan stimulasi pada anak, pastikan anak  sudah  melalui  perkembangan
sebelumnya, seperti duduk, merangkak dan berdiri. Pada kemampuan motorik kasar ini, yang harus distimulasi adalah kemampuan berdiri, berjalan ke depan, berjalan ke belakang, berjalan berjingkat, melompat/meloncat, berlari, berdiri satu kaki, menendang bola, dan lainnya. Bila perkembangan jalan tidak dikembangkan dengan baik, anak akan mengalami gangguan keseimbangan.

Stimulasi:
Orangtua berdiri  berjarak  dengan anak sambil memegang mainan yang menarik. Gunakan karpet bergambar atau tempelkan  gambar-gambar yang  menarik di lantai. Minta anak untuk  menginjak karpet/lantai. Misalnya, “Ayo Dek, injak gambar gajahnya!” Mainan seperti mobil-mobilan atau troli yang bisa didorong-dorong juga bisa membantu anak belajar berjalan.

2). Lari

Perkembangan  lari  akan  memengaruhi  perkembangan  lompat  dan  lempar  serta   kemampuan konsentrasi anak kelak. Pada tugas perkembangan ini, dibutuhkan keseimbangan tubuh, kecepatan gerakan kaki, ketepatan 4 pola kaki (heel strike/ bertumpu pada tumit, toe off/telapak kaki  mengangkat  kemudian  kaki  bertumpu  pada  ujung-ujung  jari  kaki, swing/kaki berayun dan landing/setelah mengayun kaki menapak pada alas, dan motor planning/perencanaan gerak). Jika perkembangan lari tidak dikembangkan dengan baik, anak akan bermasalah dalam keseimbangannya, seperti mudah capek dalam beraktivitas fisik, sulit berkonsentrasi.

Stimulasi:
Stimulasi lari bisa dimulai ketika anak berada pada fase jalan, sekitar usia 12 bulan ke atas.
Aktivitasnya bisa berupa menendang bola, main sepeda (mulai roda 4 sampai bertahap ke roda 3 dan kemudian roda 2) serta naik turun tangga.

3). Lompat

Kemampuan dasar yang harus dimiliki anak adalah keseimbangan yang baik, kemampuan koordinasi motorik dan motor planning (perencanaan gerak). Contoh, saat anak ingin melompati sebuah tali, ia harus sudah punya rencana apakah akan mendarat dengan satu kaki atau dua kaki. Kalaupun satu kaki, kaki mana yang akan digunakan.
Jika anak tidak kuat dalam perkembangan melompat, biasanya akan menghadapi kesulitan dalam
sebuah perencanaan tugas yang terorganisasi (tugas-tugas yang membutuhkan kemampuan motor planning.

Stimulasi:
Lompat di tempat atau di trampolin. Jangan lompat-lompat di tempat tidur karena meski melatih motorik namun “mengacaukan” kognitif. Dalam arti, mengajarkan perilaku atau mindset yang tidak baik pada anak. Karena seharusnya tempat tidur bukan tempat untuk melompat atau bermain. Lompatan berjarak (gambarlah lingkaran-lingkaran dari kapur atau gunakan lingkaran holahop yang diatur sedemikian rupa letaknya). Minta anak untuk melompati lingkaran-lingkaran tersebut, gradasikan tingkat kesulitan dengan memperlebar jarak dan menggunakan kaki dua lalu satu secara bergantian.

4) Lempar

Pada fase ini yang berperan adalah sensori keseimbangan, rasa sendi (proprioseptif), serta visual. Peran yang paling utama adalah proprioseptif, bagaimana sendi merasakan suatu gerakan atau aktivitas.
Misalnya, pada saat anak melempar bola, seberapa kuat atau lemah lemparannya, supaya bola masuk ke dalam keranjang atau sasaran yang dituju. Jika kemampuan melempar tidak dikembangkan dengan baik, anak akan bermasalah dengan aktivitas yang melibatkan gerak ekstrimitas atas (bahu, lengan bawah, tangan dan jari-jari tangan), seperti dalam hal menulis. Aktivitas motorik halus lainnya juga terganggu misalnya memakai kancing baju, menalikan sepatu, makan sendiri, meronce, main puzel, menyisir rambut, melempar sasaran, dan lain-lain. Intinya, stimulasi pada perkembangan ini yang tidak optimal berindikasi pada keterampilan motorik halus yang bermasalah            .
 
Stimulasi:
Main lempar tangkap bola (gradasikan tingkat kesulitannya) yaitu posisi, besar bola, berat bola, dan jenis lambungan. Pada posisi bisa dilakukan sambil duduk kaki lurus, duduk kaki bersila, duduk kaki seperti huruf W ke belakang, jongkok, dan bahkan berdiri. Pada jenis lambungan, bisa dilakukan dengan lambungan dari atas, sejajar, atau lambungan dari bawah.
Main dartboard atau lempar panah. Gunakan jenis dartboard yang khusus buat anak-anak (yang aman dan tidak tajam), seperti jenis dartboard yang terbuat dari papan velcrow dan anak panahnya diganti dengan bola yang bervelcrow.

2.   Stimulasi Motorik Halus

Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus, dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan, antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau menggambar.
Berikut stimulasi yang dapat diberikan sesuai umurnya. Stimulasi berikut mudah diterapkan dengan sarana dan fasilitas yang ada di sekitar kita:
Kelompok umur 1 tahun ke atas (Balita)
·         Diajarkan untuk menggambar sesuatu, misalnya manusia
·         Diarahkan untuk membuka kancing baju sendiri
·         Bermain menyusun puzzle sederhana
·         Mencuci tangan sendiri
·         Bermain membentuk sesuatu dari plastisin
·         Belajar membaca dan menulis

Semoga bacaan ini bermanfaat bagi guru dan orangtua untuk memastikan stimulasi yang diberikan pada anak akan mendukung tumbuh kembang anak berlangsung dengan tepat.

Senin, 06 Februari 2017

ANJANG KASIH KE BHAKTI LUHUR


Halo teman-teman semuanya....
Salam jumpa lagi dengan dengan kami siswa-siswi KB-TK Stella Maris BSD.
Tema kali ini kami menyusung tentang "Peduli Sesama".
Bentuk kepedulian dapat diwujudkan dalam berbagai hal. Salah satunya adalah dengan berbagi kasih terhadap orang lain terutama yang membutuhkan. Wujud nyata yang sudah kami lakukan adalah dengan mengunjungi Yayasan dan Sekolah Bhakti Luhur yang berlokasi di Pamulang. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 20 Januari 2017. Semua siswa-siswi ikut berkunjung ke sana dengan membawa tanda kasih yang sebelumnya sudah dikumpulkan di sekolah dalam bentuk uang, sembako dan lain-lain. FORSIS pun ikut terlibat aktif dalam kegiatan ini. Sungguh bahagia rasanya bisa berbagi dengan sesama.
 
Kami bersiap untuk berangkat

                                          Keceriaan selama perjalanan dari sekolah kami ke Sekolah Bakti Luhur



 















Terima kasih untuk dukungan dari FIF yang telah menyediakan alat transportasi bagi kami. Bisnya nyamaaan sekali.


Sebentar lagi acara akan dimulai loh...



Itulah beberapa foto kegiatan Anjang Kasih kami ke Bhakti Luhur mulai dari persiapan sampai selesai.


Sungguh  kebahagiaan tiada tara
Masih diberi waktu untuk boleh berbagi
Marilah ciptakan waktu
Untuk bisa membagi kasihmu 
Meski hanya satu hal saja
Mampu memberi secercah cahaya
Bagi mereka yang membutuhkan

Salam kasih,
KB-TK Stella Maris